Pada perdagangan Jumat (9/3/2012) saham PT Smartfren Telecom (FREN ) ditutup melemah Rp1 (1,13%) ke Rp87 per saham dengan intraday tertinggi Rp91 dan terendah Rp86. Volume transaksi mencapai 120,4 juta unit saham senilai Rp10,6 miliar dan frekuensi 4.107 kali
FREN dikabarkan akan mengakuisisi perusahaan batu bara. Karena itu, bisnis inti berubah dari telekomunikasi menjadi perusahaan batu bara. Perusahaan batu bara yang akan diakuisisi dikabarkan berada di Kalimantan Tengah yang memiliki tingkat kalori tinggi.
Saat ini, proses due diligence sedang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi tersebut, beredar kabar pemegang saham mayoritas akan menambah kepemilikan sahamnya di FREN.
Salah seorang analis saham mengatakan, FREN merupakan saham pegangan Bandar. Karena itu, ada dua skenario untuk rumor aksi korporasi FREN itu. Menurutnya, bisa bandar yang membuat rumor dan sebenarnya tidak ada isinya sama sekali.
Di sisi lain, lanjut analis itu, bisa juga perseroan memang bermaksud untuk mengakuisi saham pertambangan batu bara. “Tapi, saya cenderung menganggap bahwa renacana akuisi itu adalah gossip yang dibuat oleh bandar agar harga saham FREN menguat,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan ini.
Analis itu menjelaskan, jika gosip emiten yang masuk ke kolom rumor di media massa, biasanya murni rumor. “Tapi, jika rumor itu beredar dari mulut ke mulut dan bukan di media, bisa jadi rumor tersebut benar,” timpalnya.”Sebab, kemungkinannya besar juga FREN mengakusisi perusahaan batu bara”.
Akuisisi itu bisa jadi melalui backdoor listing. Tapi, masalah backdoor listing ke perusahan batu bara atau perusahaan lainnya dan siapa yang ada di belakangnya belum diketahui. “FREN yang mayoritas sahamnya dikuasai Sinarmas, pasar harus melihat, Sinarmas sedang dekat dengan siapa,” tuturnya.
Tapi, analis itu menegaskan, jika aksi itu semata rumor dan hanya bertujuan untuk mendongkrak harga, investor harus hati-hati. “Sebab, ada bandar yang jadi market maker dan punya analis yang tahu pergerakan sahamnya di mana dalam kondisi harga FREN saat ini berpeluang naik lagi,” ucapnya.
Posisi teknikal, kata dia, diperkuat dengan rumor sehingga harga sahamnya naik bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi auto reject. “Pada saat analis teknikal melihat dan saham FREN mau tembus resistance, analis itu mengatakan, ada potensi saham FREN melanjutkan penguatan,” tuturnya.
Karena itu, lanjut dia, orang tertarik beli. Tapi, kenaikan ini segaja dibuat. Karena itu, pada saat orang-orang beli saham FREN, bandar justru melakukan aksi jual. “Tapi, intinya, investor harus lebih mencermati apa yang ada di belakang rumor ini,” ungkapnya.
Berkaca pada aksi korporasi sebelumnya yakni reverse stock dan rights issue sekaligus, menurut analis itu mengandung unsur kesegajaan agar investor keluar dari saham FREN sehingga standby buyer yang menyerap sahamnya. “Karena itu juga dan karena rencana akusisi perusahaan tambang batu bara ini belum di-publish, investor harus benar-benar mencermati,” kata dia mewanti-wanti.
sumber
FREN dikabarkan akan mengakuisisi perusahaan batu bara. Karena itu, bisnis inti berubah dari telekomunikasi menjadi perusahaan batu bara. Perusahaan batu bara yang akan diakuisisi dikabarkan berada di Kalimantan Tengah yang memiliki tingkat kalori tinggi.
Saat ini, proses due diligence sedang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi tersebut, beredar kabar pemegang saham mayoritas akan menambah kepemilikan sahamnya di FREN.
Salah seorang analis saham mengatakan, FREN merupakan saham pegangan Bandar. Karena itu, ada dua skenario untuk rumor aksi korporasi FREN itu. Menurutnya, bisa bandar yang membuat rumor dan sebenarnya tidak ada isinya sama sekali.
Di sisi lain, lanjut analis itu, bisa juga perseroan memang bermaksud untuk mengakuisi saham pertambangan batu bara. “Tapi, saya cenderung menganggap bahwa renacana akuisi itu adalah gossip yang dibuat oleh bandar agar harga saham FREN menguat,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan ini.
Analis itu menjelaskan, jika gosip emiten yang masuk ke kolom rumor di media massa, biasanya murni rumor. “Tapi, jika rumor itu beredar dari mulut ke mulut dan bukan di media, bisa jadi rumor tersebut benar,” timpalnya.”Sebab, kemungkinannya besar juga FREN mengakusisi perusahaan batu bara”.
Akuisisi itu bisa jadi melalui backdoor listing. Tapi, masalah backdoor listing ke perusahan batu bara atau perusahaan lainnya dan siapa yang ada di belakangnya belum diketahui. “FREN yang mayoritas sahamnya dikuasai Sinarmas, pasar harus melihat, Sinarmas sedang dekat dengan siapa,” tuturnya.
Tapi, analis itu menegaskan, jika aksi itu semata rumor dan hanya bertujuan untuk mendongkrak harga, investor harus hati-hati. “Sebab, ada bandar yang jadi market maker dan punya analis yang tahu pergerakan sahamnya di mana dalam kondisi harga FREN saat ini berpeluang naik lagi,” ucapnya.
Posisi teknikal, kata dia, diperkuat dengan rumor sehingga harga sahamnya naik bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi auto reject. “Pada saat analis teknikal melihat dan saham FREN mau tembus resistance, analis itu mengatakan, ada potensi saham FREN melanjutkan penguatan,” tuturnya.
Karena itu, lanjut dia, orang tertarik beli. Tapi, kenaikan ini segaja dibuat. Karena itu, pada saat orang-orang beli saham FREN, bandar justru melakukan aksi jual. “Tapi, intinya, investor harus lebih mencermati apa yang ada di belakang rumor ini,” ungkapnya.
Berkaca pada aksi korporasi sebelumnya yakni reverse stock dan rights issue sekaligus, menurut analis itu mengandung unsur kesegajaan agar investor keluar dari saham FREN sehingga standby buyer yang menyerap sahamnya. “Karena itu juga dan karena rencana akusisi perusahaan tambang batu bara ini belum di-publish, investor harus benar-benar mencermati,” kata dia mewanti-wanti.
sumber
Komentar